Padang, targetdaerah.com – Melanjutkan pemberitaan sebelumnya. Diketahui bahwa pada tahun lalu warga sekitar Pabrik PT. Semen Padang pernah memprotes keras debu yang di anggap berbahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas pabrik PT.SP tersebut. Waktu itu pengaduan masyarakat sekitar langsung dilaporkan ke Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Sekitar 560 warga komplek Home Owner dari RW V, RW VI dan RW VII, Kelurahan Ranah Cubadak, Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang melaporkan pencemaran udara akibat operasional pabrik PT Semen Padang kepada KLH. Laporan itu kemudian direspon oleh KLH dengan menurunkan timnya untuk melakukan verifikasi lapangan di lokasi pabrik selama empat hari yaitu pada 25-28 Agustus 2014.
Masyarakat menganggap bahwa permasalahan debu yang telah mengganggu kesehatan sekaligus merusak lingkungan yang di akibatkan oleh aktifitas Pabrik PT.SP telah berlangsung sejak tahun 2010 lalu. karenanya Warga Ranah Cubadak mengeluhkan pencemaran udara akibat limbah debu berbahaya PT.SP. Selain mengotori lingkungan pemukiman, juga menempel di atap-atap rumah warga dan sangat mengangguan kesehatan masyarakat sekitar pabrik.
Debu semen itu juga membuat Ibu-ibu harus menyapu halaman rumah mereka sampai lima kali sehari. sedangkan anak-anak mereka tidak bisa bermain lagi di halaman rumah. Jika hujan turun jalanan disekitar komplek menjadi licin, sehingga sering terjadi kecelakaan dan bahkan telah merenggut nyawa. Tutur Rudi.
Dikatakan Rudi, penumpukan debu semen di atap rumah warga tentunya bakal mempercepat pelapukan atap seng rumah warga. Selain itu, ketika hujan turun, rumah-rumah warga banyak mengalami kebocoran. Rembesan air hujan bakal mempercepat lapuknya kayu atap rumah dan mempercepat rusaknya plafon atau loteng rumah warga. paparnya.
Masyarakat sekitar, menilai sampai saat ini belum ada usaha dari pihak perusahaan untuk memperbaiki dan mengatasi pencemaran udara akibat debu semen yang ditimbulkannya. Bahkan aktifitas pabrik semakin meresahkan warga dan intensitas debu yang dikeluarkan cenderung meningkat setiap harinya. Rencananya warga sekitar bakal melaporkan kembali PT.SP jika pihak perusahaan tersebut tidak juga mengatasinya, ungkap Rudi lagi.
Kerusakan alam serta lingkungan akibat pengelolaan pertambangan yang melebihi lahan yang dikelola oleh perusahaan. “Yang paling berkontribusi atas kerusakan alam dan banyak menimbulkan bencana di Indonesia yaitu pertambangan,” hal ini pernah disampaikan oleh Manager Penanganan Bencana WALHI Nasional, usai diskusi Polemik Sindo Radio Bencana Kita di Cikini, Jakarta Pusat. Bersambung (Akmal)