Padang, targetdaerah.com – Kembali melanjutkan pemberitaan sebelumnya, dimana hasil konfirmasi TIM Target Sumbar yang telah dapat menghimpun berbagai keluhan ratusan warga kampung Sikayan Mansek dan kampung Ngalau Bribuik. Terlihat tingginya tingkat kecemasan warga disini terkait penambangan batu kapur PT. Semen Padang di Bukit Karang Putih, Kel. Batu Gadang. Memang cukup beralasan, karena tanah leluhurnya ini merupakan area ring satu yang suatu waktu bakal disapu banjir bandang atau galodo.
Dari hasil pantauan Target Sumbar, sebagian Bukit Karang Putih sudah tampak gundul dan landainya kontur tebing bukit tersebut. Apalagi dengan dibukanya lokasi baru penambangan batu kapur 412 ha yang berlokasi masih dibukit yang sama, mengakibatkan ratusan warga yang tinggal dikampung tersebut makin dihantui ketakutan berkepanjangan.
Melanjutkan pengakuan Jaiman, mantan RT Sikayan Mansek, Minggu (03/01/16). Dengan panjang lebar ia memaparkan, kecemasan akan datangnya banjir bandang yang bakal menghondoh kampungnya ini sudah seharusnya dicarikan solusi terbaik oleh PT.SP, agar masa depan tanah leluhurnya ini dapat dipertahankan. Bukan hanya diam tanpa pernah memikirkan masa depan kampung Sikayan Mansek, padahal ratusan jiwa yang tinggal disini sudah sangat terancam dan nasibnya yang serasa terombang ambing. Anehnya kenapa tak satupun pihak terkait yang mau tau akan keadaan yang dialami disini apalagi PT.SP lebih tidak mau tau lagi, tuturnya gemetar.
Ditambahkannya, negerinya yang kaya akan hasil tambang dan sebagai penghasil semen terkaya di Indonesia. Sudah semestinya PT. Semen Padang mempekerjakan warga kami untuk diterima sebagai karyawan atau tenaga buruh di PT.SP tersebut, padahal warga Sikayan Mansek terdapat banyak pengangguran dan butuh pekerjaan. Keluh Jaiman.
Dikatakan lagi, ratusan batang pohon yang ada disini seperti pohon kelapa, durian, rambutan dan tanaman lainnya tidak bisa berbuah lagi seperti sebelumnya, hal ini terjadi dikarenakan akibat aktifitas ledakan (blasting) di Bukit Karang Putih terkait proses penambangan batu kapur yang menimbulkan getaran seperti gempa kecil, termasuk limbah berbahaya (sedimen) yang dikeluarkannya. Oleh karenanya, berimbas pada tanam-tanaman disini tak bisa berbuah lagi dan sebagian menjadi mati, papar mantan RT ini.
Selanjutnya, kondisi air sumur warga tidak bisa lagi digunakan untuk kebutuhan air minum karena sudah tercemar limbah kapur, padahal sebelumnya air sumur disini sangat bersih dan bisa dimanfaatkan untuk memasak serta untuk kebutuhan lainnya. Akibatnya warga sekarang terpaksa membeli air bersih untuk kebutuhan minum, memasak dan sebagainya, terangnya lagi. Bersambung (Akmal).