Manila, targetsumbar.com – Pemerintah Filipina meyakini konflik yang melanda Marawi, mendapatkan dukungan kekuatan dari kelompok Islamic State (ISIS).
Selama ini kelompok Maute menguasai sebagian wilayah Marawi. Pemerintah menilai, kelompok itu tidak mungkin akan tetap bertahan jika tidak didukung ISIS.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan pasukan pemerintah masih mengejar 250 anggota terus yang menguasai Marawi. Sementara pertempuran sendiri sudah mencapai 12 hari.
“Benar kami sekarang yakin bahwa ini adalah tindakan ISIS. Umumnya militan lokal hanya akan lari dengan cepat. Tetapi untuk serangan ini, mereka tetap bertahan dan mau bertempur hingga akhir,” ujar Lorenzana, seperti dikutip ABS-CBN, Sabtu 3 Juni 2017.
Namun Lorenzana memberikan jaminan kepada warga bahwa pasukan pemerintah akan berupaya sekuat mungkin untuk mengisolir mereka di Mindanao. Hal ini dilakukan agar pergerakan mereka tidak menyebar.
Pada Kamis 1 Juni, Presiden Rodrigo Duterte mengatakan bahwa situasi di Mindanao murni rencana dari ISIS. Menurutnya, serangan ini tentunya sudah direncanakan bukan dilakukan tiba-tiba.
Lebih lanjut Lorenzana mengatakan, meskipun pihak berwenang tidak berapa banyak anggota Maute yang berada di lokasi konflik, tetapi diperkirakan jumlahnya antara 200 hingga 250.
“Jika memang sebanyak itu, mereka masih bisa memberikan perlawan dan membuat kami kesulitan untuk membersihkan wilayah tersebut. Pemerintah tidak ingin warga terluka,” tegas Lorenzana.
Pertempuran pecah ketika pasukan pemerintah berupaya untuk menangkap Isnilon Hapilon dari Abu Sayyaf. Selama ini, Hapilon dianggap sebagai pemimpin ISIS wilayah Asia Tenggara.
Total 175 jiwa tewas dalam pertempuran ini di antaranya adalah 120 teroris, 36 pasukan pemerintah dan 19 warga sipil. Hingga saat ini, Mindanao masih dalam kondisi status darurat militer.**
Discussion about this post