Padang, targetdaerah.com – Ternyata penyebab memuncaknya perseteruan antara Sisilia Weking dengan PT. Semen Padang, berawal ketika ia mendatangi CSR untuk mempertanyakan ladang bengkuangnya yang dijadikan kolam oleh Biro CSR, namun dibiarkan terbengkalai begitu saja sehingga ladangnya menjadi berantakan.
Disampaikan Sisilia, bermula ketika ia menemui Sensurianus, Kabid Kemitraan CSR PT.SP di kantornya untuk membahas tentang ladang bengkuangnya yang dibiarkan terbengkalai oleh Biro CSR. Namun tidak mendapat tanggapan sehingga ia merasa dirugikan. Padahal sebelumnya telah direncanakan oleh CSR untuk dijadikan kolam pemancingan yang dimasukan sebagai salah satu kegiatan Kemitraan CSR. Anehnya setelah sebagian ladangnya di keruk, ditinggalkan begitu saja tanpa diselesaikan. Karena merasa dirugikan, maka Sisilia mendatangi Biro CSR.
Namun diluar dugaan Sisilia Weking, ketika ia menanyakan persoalan tersebut, justru malah dilecehkan oleh Sensurianus dengan kata-kata yang memaki dan juga mengusirnya.
Ditegaskan Sisilia “Ia tidak terima sikap arogan Sensurianus yang telah memaki dan mengusirnya, atas perlakuan kasar Sensurianus kepadanya. Manjadikan ia menuntut balik haknya yang telah lama ia pendam terhadap PT.SP. “Tak sewajarnya Sensurianus mengeluarkan kata-kata kotor kepada saya karena ia adalah seorang pengurus KBIH PT. Semen Padang” tutur Sisilia.
“Jangan mentang-mentang Sensurianus itu seorang pejabat di Biro CSR PT.SP, bisa seenaknya saja memaki saya, sekarang saya harus melawan dan menuntut semua hak saya kepada PT.SP, bukan hanya sekedar jalan saja namun masih ada yang lainnya yang terletak di atas tanah saya yang bakal saya tuntut” tegasnya lagi.
Sensurianus, ketika akan dikonfirmasi dikantornya, yang bersangkutan tidak berada di tempat. Saat dicoba dihubungi melalui Via ponselnya, tidak pernah di angkat.
Dilain pihak Ketua LSM Penjara Sumbar, Amril, menanggapi penyebab kemarahan Sisilia kepada PT.SP yang di awali oleh kata-kata kasar Sensurianus, sangat ia sayangkan sekali. Karena sebagai pejabat pelayan masyarakat di CSR PT.SP, sudah semestinya ia bersikap dan bertutur kata yang sopan kepada masyarakat. Jika karakter yang tidak profesional ini dimiliki oleh pejabat lainnya di PT.SP, tentunya bakal menjadikan citra perusahaan bereputasi buruk. Untuk itu sudah selayaknya perusahaan memecat seorang pejabat yang memiliki karakter tidak baik semacam ini, papar Amril. bersambung (Akmal)