Padang, targetdaerah.com – Berbagai persoalan yang terjadi di PT.Semen Padang ini bukan saja perseteruan antara Sisilia Weking dengan PT.SP. Pada permasalahan lainnya diketahui bahwa lokasi baru galian C batu kapur di bukit karang putih seluas kurang lebih 412 hektar di kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, juga menimbulkan polemik baru dan kecemasan bagi masyarakat sekitar. Pasalnya pengerukan galian C batu kapur di Bukit Karang Putih ini, mendatangkan rasa ketakutan dan kecemasan yang luar biasa bagi ratusan warga yang tinggal didekat lokasi tambang, terutama yang tinggal di Kampung Sikayan Mansek.
Dari hasil Peninjauan Target Sumbar dilapangan, terlihat kegiatan penambangan galian C batu kapur PT.SP di Bukit kapur Karang Putih, Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan. Diketahui masyarakat sekitar lokasi pertambangan terutama di kampung Sikayan Mansek sebagai objek yang secara langsung bakal terkena dampak dari adanya kegiatan pertambangan tersebut, dihantui ketakutan berkepanjangan.
Saat hujan deras mendera sore kemaren (26/12) beberapa orang warga Sikayan Mansek yang enggan disebutkan namanya mengatakan, Sekeliling kampung Sikayan Mansek ini dahulunya merupakan daerah subur dengan hamparan sawah nan indah dan asri. Namun sekarang ini hanya tinggal kenangan saja, pungkas warga tadi.
Semenjak batu kapur karang putih diolah secara besar- besaran, areal resapan air di bukit karang putih sudah semakin jauh berkurang. Sehingga air yang bercampur limbah batu kapur serta bekas sisa pepohonan yang telah ditebang bisa menghantam daerah Sikayan Mansek ini bila banjir bandang menghantam. Karena dahulunya peristiwa itu sudah pernah terjadi, akibat dari banjir bandang disertai longsor itu tidak saja menimbun sawah, kebun, ternak serta harta benda lainnya, bahkan juga memakan korban. Peristiwa tersebut sudah beberapa kali terjadi hingga sekarang. Ucapnya kesal.
Ditambahkan warga lainnya, jika nantinya areal penambangan galian batu kapur seluas 412 Ha dibuka secara besar-besaran, tentunya tahapan awal yang akan dikerjakan adalah pembabatan hutan yang dilanjutkan dengan pengikisan lapisan tanah sampai ditemukannya lapisan batu kapur nya. Buangan babatan hutan serta tanah lapisan atas yang menumpuk pada akhirnya tentu nantinya akan dibawa air melalui aliran sungai yang melintasi perkampungan Sikayan Mansek. Yang sangat ditakutkan warga adalah ketika hujan lebat, khawatir akan datangnya banjir bandang atau galodo yang tentunya disertai dengan hantaman bekas pohon-pohon yang tertimbun dilokasi tambang tersebut akibat dibawa arus banjir. Paparnya.
Dari pantauan awak media ini, terlihat hamparan bekas sawah masyarakat yang telah datar dan mengeras, dan sebahagian areal bekas persawahan tersebut, berdiri sebuah jembatan jalan baru milik PT.SP yang tampak kokoh berdiri. Namun dari sisi lain, pemandangan ironispun terpampang mengelikan emosi. Begitu memiriskan, jalan becek bercampur lumpur silicon terpaksa dijajaki warga setempat, jembatan darurat sisa pembangunan jalan baru PT.SP tidak bisa dilalui karena dihantam banjir kiriman bukit kapur karang putih. Bersambung (Akmal)