Padang, TD.Com – Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Padang Hendri Septa menyampaikan Usulan Pembangunan Kota Padang melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2022.
Hal tersebut disampaikan Hendri Septa saat mengikuti Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan (Rakorenbang) Tahun 2021 bersama Gubernur dan Bupati/Wali kota se- Sumatera Barat, di Auditorium Gubernur, Rabu (10/3/2021).
Rapat dalam rangka Sosialisasi Program/Kegiatan Pembangunan Provinsi Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat tersebut dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Barat H.Mahyeldi Ansharullah bersama Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy dan Kepala Bappeda Sumbar, Hansastri.
Pada rapat tersebut, Plt Wali Kota Padang menyampaikan berbagai usulan melalui RAPBD Provinsi Sumatera Barat yang disesuaikan dengan visi misi Kota Padang 2019-2024.
Diantara usulan tersebut ialah, dibidang pendidikan dan kesehatan; membangun sekolah baru di lokasi blank spot, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pemeriksaan laboratorium Covid-19.
Di bidang pariwisata; pembangunan lanjutan pedistrian pantai air manis, pembuatan jembatan lokasi malin kundang, pembuatan kios pedagang dan pembangunan jalan setapak ke pulau pisang ketek.
Sementara itu untuk jalan lingkungan, lanjut Plt Wako, diusulkan pembangunan jalan lingkungan sepanjang 5,3 km, di Kelurahan Balai Gadang, Tabing Banda Gadang, Padang Sarai, dan Anduring. Sementara untuk drainase diusulkan sepanjang 2,8 Km pada kelurahan yang sama.
Lebih lanjut dikatakan, untuk Rumah Tidak Layak Huni diusulkan sebanyak 300 unit di Kecamatan Kotoh Tangah, Pauh, Kuranji, Lubeg dan Padang Barat. Sementara untuk pengelolaan limbah domestik juga diusulkan pembangunan tengki Septik skala individu perkotaan sebanyak 800 unit di Kelurahan Binuang Kampung Dalam, Bungus Barat, Balai Gadang dan Teluk Kabung Selatan.
Untuk kebencanaan diusulkan pembangunan stasiun pompa pengendalian banjir di Danau Cimpago, Kali Mati, Lolong dan Rawang, dan normalisasi Sungai Batang Arau.
“Total usulan yang kami sampaikan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui RAPBD ini adalah sebesar Rp. 850 milyar (Rp.850.153.839.582). Ini adalah harapan kami kepada bapak gubernur dan wakil gubernur agar bisa dimasukkan kedalam RAPBD Provinsi Sumatera Barat tahun 2022 nantinya,” ungkap Hendri.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat mengatakan, setiap usulan yang disampaikan oleh Plt Wali Kota Padang tersebut akan diusahakan untuk diakomodir terutama mengenai pariwisata, karena hal tersebut sangat berhubungan dengan pengendalian Covid-19.
“Ketika kita mampu mengendalikan Covid-19, maka itu dapat menjadi kunci untuk pembangunan ekonomi masyarakat Sumatera Barat. Maka dari itu setiap kabupaten/kota yang telah memiliki kongsi Covid-19 harus dimaksimalkan lagi,” ucap Gubernur.
Senada dengan itu, Wakil Gubernur Sumatera Provinsi Sumatera Barat Audy Joinaldi mengatakan, pada prinsipnya setiap usulan yang disampaikan tersebut akan diakomodir melalui rapat koordinasi bersama kepala OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
“Terkait usulan yang disampaikan saya tidak banyak berkomentar, karena disamping saya ada Pak Gubernur yang juga merupakan Wali Kota Padang sebelumnya. Beliau lebih banyak mengetahui,” ungkap Wagub muda itu.
Hadir mendampingi Plt Wali Kota Padang Hendri septa, Sekda Kota Padang Amasrul, Asisten Pembangunan dan Perekonomian Endrizal, Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan Hermen Peri, Inspektur Kota Padang Andri Yulika, dan pimpinan OPD di lingkungan Pemko Padang.
Sekilas Tentang Kota Padang
Kota Padang merupakan pintu gerbang barat Indonesia dari Samudra Hindia.[6] Secara geografi, Padang dikelilingi perbukitan yang mencapai ketinggian 1.853 mdpl dengan luas wilayah 693,66 km², yang mana lebih dari separuhnya berupa hutan lindung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2021, kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 909.040 jiwa. Padang merupakan kota inti dari pengembangan wilayah metropolitan Palapa.
Sejarah Kota Padang tidak terlepas dari peranannya sebagai kawasan rantau Minangkabau, yang berawal dari perkampungan nelayan di muara Batang Arau lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya Belanda di bawah bendera Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
Hari jadi kota ditetapkan pada 7 Agustus 1669, yang merupakan hari penyerangan loji Belanda di Muara Padang oleh masyarakat Pauh dan Koto Tangah. Semasa penjajahan Belanda, kota ini menjadi pusat perdagangan emas, teh, kopi, dan rempah-rempah. Memasuki abad ke-20, ekspor batu bara dan semen mulai dilakukan melalui Pelabuhan Teluk Bayur. Saat ini, infrastruktur Kota Padang telah dilengkapi oleh Bandar Udara Internasional Minangkabau serta jalur kereta api yang terhubung dengan kota-kota lain di Sumatra Barat. (**).
Discussion about this post