Padang, targetdaerah.com – Jika kita berpedoman pada kesimpulan dari program CSR PT. Semen Padang yang selama ini didengung-dengungkan kepada masyarakat luas. Dua point diantaranya berbunyi, Pengelolaan CSR PT Semen Padang perlu lebih tajam dalam melihat kebutuhan masyarakat, agar program dapat berjalan lebih efektif, sesuai skala prioritas. Sedangkan pada poin lainnya Program CSR harus sesuai dengan potensi masyarakat yang dapat dikembangkan, hingga mampu mendorong atau meningkatkan taraf kesejahteraan, kehidupan dan perekonomian secara lebih berdaya guna, berhasil guna dan memiliki Outcome.
Sayangnya program CSR PTSP tersebut bertolak belakang dengan pemandangan kehidupan masyarakat yang tinggal disekitar lokasi tambang batu kapur PTSP, yang merupakan objek utama untuk diperhatikan, karena masyarakat pada umumnya tak menikmati program tersebut dan bahkan sangat banyak warga miskin tak tersentuh bantuan apapun dari CSR.
Seperti halnya yang dirasakan oleh Kairul (35 th) warga kampung Timbulun, Kel. Batu Gadang, Kec. Lubuk Kilangan, Kota Padang. Bapak yang telah memiliki dua orang anak perempuan ini, menjalani kehidupannya disaat malam tiba tanpa adanya lampu listrik. Meskipun kehidupan yang memiriskan ini tidak di inginkannya, namun apa boleh buat, ia beserta anak istrinya terpaksa mengarungi kemirisan itu akibat ketidakberdaanya. Meskipun negerinya kaya raya namun ia beserta warga Timbulun lainnya hidup miskin dan melarat.
Kairul saat diwawancarai awak media ini, dengan senang hati menjelaskan keluh kesahnya dirumah gubuk papan buruk berkaki kayu. Dikatakannya, suasana gelap gulita dijalaninya setiap malam tanpa adanya aliran listrik. Sebagai seorang petani miskin, ia sangat berharap akan adanya bantuan dari CSR PTSP datang menghampirinya. “Setidaknya, CSR berbaik hati menyumbangkan sebuah alat Diesel atau generator pembangkit listrik tenaga air, agar kami sekeluarga serta tetangga lainnya memiliki lampu penerang yang dapat menerangkan rumah dan jalan timbulun ini” tuturnya penuh harap.
”Bila senja tiba, jalan disepanjang kampung ini sangatlah gelap, sedangkan tempat tinggal saya dan beberapa rumah warga lainnya hanya menggunakan lampu corong ala zaman katumba”, paparnya berkeluh hati menjadikan perasaan TIM serasa tersentuh.
Dilain kesempatan, Sisilia Weking menjelaskan, kampung Timbulun ini merupakan kampung yang paling tertua di Kelurahan Batu Gadang sekaligus bersepadan dengan tambang batu kapur bukit karang putih. Sayangnya kampung ini sangat terbelakang dan tertinggal, selain itu anak-anak mereka banyak yang putus sekolah. Sedangkan perhatian CSR PTSP terhadap kampung ini belum tersentuh bantuan sama sekali.
Mudah-mudahan saja PTSP mau berkontribusi untuk kampung Timbulun ini. Setidaknya jalan berlumpur di sepanjang kampung ini diperbaiki, begitu juga dengan warganya, diberi bantuan lampu listrik agar rumah mereka tidak lagi gelap gulita jika malam tiba. Tutur Sisilia.
Menurutnya, kampung Timbulan terletak ditengah-tengah lokasi tambang PT. Semen Padang. Yakni sebelah barat Timbulun merupakan lokasi tambang batu kapur, sedangkan sebelah utara merupakan lokasi tambang silika.
“Warga yang tinggal dikampung Timbulun ini, sudah selayaknya mendapatkan bantuan dari perusahaan maupun CSR PTSP karena wilayahnya merupakan area ring satu tambang PT. Semen Padang” terang Sisilia lagi.
Sementara itu, Ketua RT yang akrab disapa Zul Saat dikonfirmasi menjelaskan, warga kampung Timbulun tergolong sangat miskin. Selain itu, sebagian anak-anak mengalami putus sekolah akibat tak ada biaya. Meskipun sekolah gratis, namun biaya tetek bengek lainnya, seperti pakaian seragam, sepatu, buku dan sebagainya. Kebanyakan orangtua tidak mampu membelinya, sehingga mengakibatkan anak-anak dikampung ini banyak yang tidak sekolah. Jelasnya singkat.
Rencananya beberapa orang warga sebagai mewakili masyarakat Batu Gadang, akan membuka kotak amal yang nantinya disalurkan kepada warga miskin yang tinggal di area ring 1 tambang batu kapur PTSP. Setidaknya dapat membantu mengurangi beban penderitaan mereka. Ungkap salah seorang warga kepada targetsumbar.com. Tunggu edisi selanjutnya (TIM).