Kediri, TS – Bantaran Sungai Sukorejo yang melintang di Desa Sitimerto, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Sabtu malam Minggu lalu, jebol akibat ketidakmampuan tanah yang ada di sampingnya menahan derasnya gerusan dari air yang mengalir, dan guyuran hujan yang terus menerus di kawasan tersebut.
Koramil 19/Pagu bersama masyarakat Desa Sitimerto melakukan gotongroyong secepat mungkin, agar luapan air Sungai Sukorejo tersebut tidak mengalir memasuki pemukiman warga sekitar dan membanjiri areal pertanian yang ada di sekitarnya, Senin (12/12/2016).
Kendati saat ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, seluruh anggota Koramil Pagu bersama masyarakat tetap melanjutkan penambalan tangkis yang jebol itu dengan karung berisikan pasir dan kerikil, ditambah tumpukan debog (batang pisang) di celah-celah yang belum tertutup rapat.
Karung-karung tersebut sebagian merupakan swadaya dari Koramil Pagu dan sebagian lagi merupakan swadaya warga sekitar, sedangkan pasir dan kerikil berasal dari swadaya perangkat desa setempat.
Dari keterangan Danramil Pagu, Kapten Chb Mulyono, bahwa terdapat 3 titik tangkis yang jebol di Desa Sitimerto dan masing-masing memiliki kelebaran dan ketinggian yang berbeda-beda.
Titik pertama selebar sekitar 8 meter dengan ketinggian sekitar 1 meter, titik kedua selebar 18 meter dengan ketinggian sekitar 1,5 meter dan titik ketiga selebar sekitar 12 meter dengan ketinggian sekitar 1,5 meter.
Sejak Minggu kemarin, usaha untuk memulihkan kondisi tangkis yang jebol di 3 titik tersebut, berlangsung hingga hari ini, dan diperkirakan hari ini juga pekerjaan tersebut akan berhasil dituntaskan.
Hujan yang terus menerus hampir setiap hari dan derasnya aliran Sungai Sukorejo, diduga sebagai penyebab utama dari jebolnya tangkis itu, di samping memang kondisi kepadatan tanah di sekitarnya juga menjadi penyebab lain.
Khusus hari Minggu kemarin, lebih difokuskan pada penumpukan karung-karung pada titik-titik yang jebol, sedangkan hari ini lebih diutamakan kekuatan tangkis dalam menahan gerusan atau derasnya air sungai, dengan mematok batang-batang sesek (bambu) di samping kanan kiri tumpukan karung.
Ketua RW 03, Sumarno menuturkan, dampak terbesar bila tangkis tersebut dibiarkan menganga, akan membanjiri lahan pertanian milik warga yang diperkirakan bisa mencapai sekitar 8 hingga 10 hektar, sedangkan kawasan penduduk yang ada di sekitarnya, kemungkinan sekitar 40 hingga 50 rumah bakal terendam genangan air. Di samping itu, masjid dan SDN Sitimerto yang ada di dekat lokasi juga kemungkinan akan tergenang air bila tidak secepat mungkin segera diatasi. (Pendim 0809)