Padang, targetdaerah.com – Kembali melanjutkan pemberitaan sebelumnya, yakni mengupas satu persatu ketakutan ratusan warga Sikayan Mansek akan kemungkinan hantaman longsor dan banjir bandang yang dapat memporak-porandakan kampungnya tersebut, diprediksi hanya tinggal menunggu waktunya saja. Suka atau tidak suka, bayangan ketakutan mereka itu suatu saat bisa saja terjadi. Apa mau dikata, mereka terpaksa pasrah menerima kenyataan itu akibat ketidak berdayaannya, untuk menghentikan perusahaan besar PT. Semen Padang yang terus menerus mengeruk dan memperkosa isi perut bukit karang putih tanpa memikirkan dampak dan resikonya dikemudian hari terhadap masyarakat sekitar.
Dari hasil Kuesioner yang dilakukan oleh TIM yang terbagi dalam lima (5) kelompok, bekerja selama tiga (3) hari berturut-turut, door to door mendata dan mengkonfirmasi warga sekitar tambang batu kapur PT.SP. Selain menampung berbagai keluhan, juga ditemukan banyaknya warga yang menjalani hidup serba keterbelakangan, miskin, banyaknya pengangguran, putus sekolah dan ada juga yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali ternyata sudah menjadi pemandangan biasa dikampung ini. Sungguh terlihat sangat memiriskan.
Ironisnya lagi, tak satupun dari mereka yang didatangi oleh TIM Kuesioner, mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun juga dari PT.SP kecuali bantuan limbah kapur, depu kapur, getaran dentuman (blasting) PT.SP dan sebagainya.
Dikeluhkan oleh salah seorang warga, “Kami telah berkali-kali mengajukan permohonan bantuan secara lisan, seperti permintaan pembangunan sumur, air bersih, dan MCK, namun tak pernah ditangangapi PT.SP” jelasnya.
Melalui facebook Syafrizal Botaq, dikatakannya “Setahu saya yang tinggal di kampung Sikayan Mansek tu, orangnya termasuk menengah keataslah… dan apa kurangnya PT. Semen Padang lagi … bila warga minta bantuan pasti dibantu melalui prosedurnya…. Apalagi soal pendidikan formal dan agama, selalu ada bantuan untuk warga kurang mampu, terkadang orang yang mampu juga mendapatkan bantuan. Tak hanya masalah pendidikan saja… masalah kesehatan dan infrastruktur PT. Semen Padang juga sering memberikan bantuan kepada masyarakat… dan masalah pekerjaan.. banyak juga anak negeri yang diterima bekerja walau dengan nilai rata yang minim…… penerimaan karyawan di PT.SP itu tergantung dengan perangkat KAN setempat, karena keluarga terdekat dari perangkat KAN yang banyak diterima bekerja saat penerimaan karyawan… jangan postingin berita dengan sebelah pihak donk…?” unggah Syafrizal Botaq melalui facebooknya itu.
Pernyataan Syafrizal melalui facebooknya disambut baik oleh Ketua LSM LP.KPK (Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan) Sumbar, Zulkarnaini. SH. Dikatakannya, mungkin dia tidak punya mata atau mungkin saja ia menutup matanya ketika ia berada di kampung Sikayan Mansek sehingga ia menganggap bahwa kehidupan ekonomi warga kampung Sikayan Mansek berada dilevel menengah keatas. Sindirnya.
Dikatakan lagi, seharusnya kita tidak usahlah berpura-pura, pergunakanlah akal sehat serta kedepankan hati nurani dan jujur dalam menyikapi sebuah fakta yang sangat memiriskan. Karna bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa warga yang hidup dibawah garis kemiskinan, serba keterbelakangan, tidak berpendidikan. Cukup banyak ditemukan di kampung Sikayan Mansek, kampung Sako, Ngalau Bribuik, Kasumbo, Timbulun dan kampung Karang Putih. Dimana kesemuanya itu terletak di sekitar lokasi tambang batu kapur PT.SP di Bukit Karang Putih Kelurahan Batu Gadang, tepatnya berada didalam wilayah Ibukota Prov. Sumbar. Bersambung (Akmal).