Aceh, TD – Dewan Kesenian Aceh (DKA) Lhokseumawe menggelar Rapai Uroh untuk mendapatkan rekor muri. Acara berlangsung pada (Minggu 12/11/2017) di lapangan Hirak Kota Lhokseumawe kecamatan Banda Sakti, sekira pukul 16.30 WIB.
Sebanyak 400 penabuh Rapai Uroh di bagi dalam 26 grup, satu grup berjumlah 15 orang, semua berasal dari 24 Desa di Kota Lhokseumawe, mereka memukul rapai secara serentak dan di barengi atraksi top daboh (penampilan extrim gunakan pisau)
Acara tersebut di buka langsung oleh Wakil Walikota Lhokseumawe Muhammad Yusuf didampingi Muspida Plus ditandai dengan pemukulan rapai. Hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata Aceh, Reza Fahlevi, Kepala Bank Indonesia perwakilan Lhokseumawe serta unsur Muspida plus dan Tim penilai Rekor Muri dari Jakarta.
“sebanyak 400 penabuh rapai berasal dari 26 grup rapai yang berada di Kecamatan Muara Dua, Blang Mangat, dan Muara Satu,” Ungkap Nazaruddin ketua DKA Lhokseumawe.
Lanjutnya, Rapai Uroh merupakan icon seni budaya kota Lhokseumawe. Rapai Uroh tetap eksis di saat Aceh konflik dan di masa damai seperti saat ini.
“Semoga dengan digelarnya acara seni budaya ini, dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap seni budaya lokal,” tutup ketua DKA kota Lhokseumawe. **
oooooooooooo
DPR RI : TNI Harus Segera Bebaskan Sandera OPM
Jakarta, TS – Penyanderaan 1300 orang warga yang dilakukan oleh OPM di Kampung Kimbely dan Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, sudah menciderai kedaulatan NKRI. TNI harus segera bertindak dengan seksama untuk membebaskan sandera OPM di Papua.
“Ini bukan lagi soal kelompok kriminal, ini menciderai kedaulatan NKRI, setiap jengkal tanah Republik ini harus aman dari setiap rongrongan kelompok macam ini,” kata Ketua Komisi I DPR RI, DR. H. Abdul Kharis Almasyhari, dalam keterangannya yang diterima, Minggu (12/11).
Menurut anggota DPR dari Fraksi PKS ini, TNI dan BIN tentu sudah mempunyai data dan infomasi intelijen terkait kasus tersebut sehingga kita yakin dapat menganalisis situasi dan kondisi di lapangan untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan dan tindakan lain yang diperlukan. Tentu dengan kerjasama dan koordinasi dengan Kepolisian, tegasnya.
“Kita inginkan semua dilakukan terukur dan cegah jangan sampai sandera terluka apalagi sampai ada yang terbunuh”, pinta Kharis.
Kharis yang merupakan anggota legislatif dari Solo ini juga melihat bahwa upaya persuasif memang harus dilakukan apalagi menyangkut keselamatan warga yang disandera, namun upaya represif juga harus disiapkan.
“Saya setuju dengan langkah tegas yang akan diambil TNI dan Polri, tapi jangan lupa kita juga harus memangkas jaringan pemasok senjata dan amunisi yang selama ini mengambil keuntungan dari situasi konflik di Papua”, terang Kharis.
“Dunia internasional juga harus membuka mata dan melihat persoalan di Papua ini dengan lebih obyektif. Dengan kejadian ini kita harap peran diplomasi terkait masalah Papua juga penting untuk lebih ditingkatkan. NKRI dan seluruh tanah air dari ujung timur sampai barat adalah wilayah kedaulatan yang wajib di hormati semua negara. Jangan sampai ada intervensi dalam masalah dalam negeri Indonesia” tutup Kharis.
Penulis : Kris Rahmatiasina
Discussion about this post