By: Ahmad Saleh
TS – Fenomena politik di negeri ini dinilai banyak orang, semakin tidak karuan saja. Cerminan situasi politik yang tak sehat mambuat masyarakat menjadi makin tak tertarik, bahkan para pelaku politik kerap berpolitik “banal”. Sebutan semacam ini hampir sama dengan apa yang dikatakan oleh arendt yang mengatakan “banalitas kejahatan”. Kejahatan korupsi layak disebut banal, bukan hanya karena efek yang ditimbulkan, melainkan penyakit mentalitas yang membuat Indonesia menjadi hancur.
Bagaimana bisa negeri yang dikaruniai kekayaan sumber daya alam yang berlimpah ruah, dengan leluasa hanya dirampok oleh politik yang didukung oleh dinasti politik, demi kemakmuran golongan, keluarga dan kelompoknya saja. Kita menyadari bahwa politik saat ini jauh dari misi suci politik yang sebenarnya
Kita ketahui bersama politik adalah “jalan sekaligus alat untuk memenangkan suatu tujuan”. Hanya saja. politik saat ini lebih condong pada sesuatu yang beringas, tak pandang kawan dan tak pandang lawan sehingga menjadikan kuasa sebagai tujuan.
Selama ini, orang lebih cenderung mengejar ruang public sebagai sarana mencapai ruang privat, sehingga tujuan dari tindakan politik dapat mengembalikan fungsi ruang public.
Sepatutnya politik dimaknai dengan nilai-nilai kerjasama, saling memahami, dengan tanpa didominasi oleh yang satu terhadap yang lainnya.
Setiap manusia memiliki hasrat politik yang cukup tinggi, dengan meletakkan dominasi sebagai cara untuk memenangkan politik.
Politik itu mesti dikembalikan pada hakikatnya yakni politik otentik. Politik otentik dapat diartikan sebagai satu tindakan kebebasan manusia, yang mempertimbangkan penilaian dan pemikiran untuk satu tujuan yakni meletakkan kembali manusia sebagai makhluk yang mampu berfikir diluar batas-batas dan berdasarkan kata hati.
Sebagian orang bertindak dengan politik otentik, namun jangan meninggalkan dua aktifitas yakni cara berfikir dan cara melakukan penilaian sebelum melakukan tindakan politik tersebut.
Selain itu, “politik otentik” mesti memerhatikan bagaimana kebersamaan dan keragaman agar bisa berjalan beriringan demi tercapainya tujuan bersama. Dengan menghilangkan nilai-nilai dominasi, individualisme serta pengejaran akan sebuah kekuasaan semata.
Timbulnya kejahatan politik untuk berbuat korupsi yang selama ini kerap terjadi, hal itu dikarenakan hilangnya pikiran sehat dan politik sehat manusia itu sendiri.
Dalam diri kita, setidaknya ada sebuah jawaban bahwa masih ada alternative lain untuk mewujudkan politik yang otentik yang penuh kelenturan dan kebersamaan. Jadi, menyatukan tujuan dan hakikat politik dengan mengembalikan manusia sebagai manusia yang beradab, dapat terwujud. Dan tentunya kemakmuran bersama tentunya dapat kita capai. Untuk itu, jangan menjadikan politik itu seperti tiada berujung.