Padang, targetdaerah.com – Kembali melanjutkan pemberitaan sebelum ini, bahwa dari hasil konfirmasi TIM yang telah dapat menghimpun berbagai keluhan ratusan masyarakat Kel. Batu Gadang terkait tambang batu kapur PTSP. Diketahui, tingginya tingkat ketakutan warga terkait penambangan batu kapur PT. Semen Padang igtu di Bukit Karang Putih, Kec. Lubuk Kilangan, Kota Padang. Memang cukup beralasan, karena tanah leluhurnya ini merupakan area ring satu yang diprediksi oleh banyak pakar lingkungan, bahwa sustu saat nanti bakal terjadi bencana longsor atau dihantam banjir bandang.
Dari hasil pantauan Target Sumbar, sebagian Bukit Karang Putih terlihat sudah terkikis habis dan landainya kontur tebing bukit itu tampak jelas terlihat. Apalagi dengan dibukanya lokasi baru penambangan batu kapur 412 ha yang berlokasi masih dibukit yang sama, dipastikan akan berdampak lebih buruk lagi terhadap keselamatan lingkungan dan jiwa masyarakat sekitar.
Zamril/ilyas (72 th) salah seorang warga kampung Ngalau Baribuik mengatakan, bahwa air sumur di kampungnya sudah tercemar limbah kapur akibat aktifitas penambangan PT.SP. Sehingga seluruh air sumur yang ada dikampungnya ini, tidak bisa lagi digunakan untuk kebutuhan air minum warga, memasak dan lain sebagainya. Persoalan itu sudah disampaikan warga ke PT.SP agar pihak perusahaan dapat mengatasi limbah kapur yang ditimbulkannya. Namun pihak PT.SP tidak pernah menanggapi keluhan warga disini, ungkapnya.
Ditempat terpisah, Pik Ameh yang akrab disapa Mak One (60 th) ketika dikonfirmasi Target Sumbar, dengan mata berkaca-kaca memaparkan. Apabila hujan mengguyur kampungnya, ketakutan yang dirasakan bersama anak cucunya akan bakal datangnya banjir bandang, selalu menghantui keluarganya. Meskipun begitu, ia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berharap agar pemerintah setempat segera memikirkan nasibnya dan masa depan tanah leluhurnya, jelas Mak One.
Ditambahkan lagi, ia pernah mengeluhkan rasa ketakutannya itu kepada Indra Poni, Kadep Pertambangan PT.SP namun jawaban yang ia (mak one) terima dari Indra Poni sangat menyakitkannya, “Biarin saja, paling juga hanyut sampai ke laut, kenapa masih juga tinggal disini” tutur Mak one mengulangi ucapan Indra Poni kepadanya itu.
“Kampung ini merupakan tanah leluhur saya dan sudah ratusan tahun tinggal disini secara turun temurun, dan mana mungkin saya mau pindah ditanah yang sangat saya cintai ini” tutur Mak One.
Jumat (15/01/16) Kepala Disperindagtamben Kota Padang, Hendrizal Azhar, ketika dikonfirmasi terkait besarnya dampak buruk terhadap lingkungan yang telah ditimbulkan oleh penambangan batu kapur PT.SP dan ketakutan masyarakat akan terjadinya longsor atau banjir bandang. Dengan tegas disampaikan Hendrizal, “Ia bersama jajarannya akan meninjau lokasi penambangan PT.SP tersebut, jika nantinya jelas terjadi pengrusakan pada lingkungan dan terbukti adanya kemungkinan bahaya yang ditimbulkannya dikemudian hari ,serta mengancam keselamatan jiwa manusia dan lingkungan sekitar. Maka Disperindagtamben Kota Padang akan mencabut izin tambang batu kapur PT.SP tersebut”, terangnya. Bersambung (Akmal)