Padang, targetdaerah.com – Melanjutkan pemberitaan sebelumnya bahwa kecurigaan Kelompok Petani Organik Timbulun Saiyo terhadap salah seorang oknum Biro CSR di PT. Semen Padang, memang cukup beralasan. Karena bantuan pengembangan jarak pagar untuk setiap kelompok adalah sebesar Rp. 15 juta rupiah. Namun yang diterima oleh Kelompok Petani Organik Timbulun Saiyo (KTTS) hanya Rp. 10 juta rupiah dari Sensuarinus mantan Kabid Bina Lingkungan. Akibat pemotongan tersebut, berimbas kepada Tim Relawan (Kelompok) karena TIM menjadi terpecah belah dan saling mencurigai.
Diterangkan Rudi, “Manajemen di CSR PT. Semen Padang sendiri sudah ada konsultan yang dikontrak guna menangani program CSR ini. Hanya saja seakan kegiatan ini semata-mata hanya untuk membomingkan nama CSR PT. SP saja agar terlihat besar di mata masyarakat, padahal pihak CSR PT. SP sendiri membantu kegiatan tersebut terkesan setengah hati. pungkasnya.
Ironisnya, sebahagian oknum disinyalir hanya mencari keuntungan pribadi saja dari kegiatan tersebut. Jadi untuk apa kegiatan sosial ini dilanjutkan jika akan menyakiti hati masyarakat saja, jelas salah seorang anggota kelompok.
Selain itu, praktek pemotongan bantuan untuk masyarakat ini sudah kerap kali dilakoni oleh oknum CSR PT.SP. Mereka terlihat berprilaku bak seperti Dewa, seakan-akan menjadi pahlawan membantu masyarakat miskin. Padahal dibalik semua itu sebenarnya merekalah yang sangat diuntungkan, ungkap Rudi menambahkan. Bersambung.
Terpisah, Ketua LSM Penjara Sumbar, Amril, sangat menyayangkan permasalahan tersebut, mestinya hal itu tidak perlu terjadi, mengingat banyaknya masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan dari CSR, baik perorangan maupun kelompok, Dan Ia berharap agar pihak CSR PTSP bersungguh-sungguh menjalankan setiap program CSR sesuai aturan tanpa adanya tebang pilih, pungkasnya.
Sedangkan Mantan Kabid Bina Lingkungan CSR PTSP, Sensurianus, hingga berita ini diturunkan yang bersangkutan masih belum bisa ditemuai. Bersambung (Akmal/TIM).