Oleh: Charlie Ch. Legi, S.Sos
CABAI di pasaran kini terasa pedas. Tidak saja rasanya, tetapi juga harganya. Pedasnya hingga ke dompet.
TS – Meski tak termasuk ke dalam sembilan kebutuhan pokok, akan tetapi kehadiran cabai cukup berpengaruh. Terutama bagi “induak-induak” (ibu rumahtangga), merangkaknya harga cabai membuat “kalimpasiangan”. Akhirnya terpaksa membeli cabai sesuai kemampuan. Masakan tak lagi seenak biasanya.
Kondisi ini telah berlangsung cukup lama. Bahkan berlangsung setiap tahun. Untuk menjaga harga cabai, memang pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan Harga dan Penyimpanan kebutuhan pokok. Cabai termasuk di dalamnya. Namun kenyataan di lapangan, tetap saja harga harga cabai sulit untuk dikendalikan.
Kondisi inilah yang kemudian membuat Pemerintah Kota Padang mencanangkan ‘Gerakan Menanam Cabai Dalam Polibag’. Satu orang menanam satu cabai di polibag.
Harapannya tentu ketika masing masing rumah menanam cabai, kebutuhan cabai akan terpenuhi dengan sendirinya. Ketika kebutuhan cabai masyarakat sudah terpenuhi, tidak akan ada lagi kenaikan harga yang di luar kendali. Bahkan ketika setiap rumah menanam cabai, pemerintah yakin Indonesia akan mampu menjadi pengekspor cabai terbesar.
Yang menjadi pertanyaan, apakah gerakan menanam cabai di polibag ini akan direspon masyarakat? Lalu, ketika mayoritas rumah tangga sudah menanam cabai, bagaimana dengan nasib para petani cabai?
Cabai adalah komoditas unik. Cabai mudah tumbuh di mana saja. Karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat untuk menanam cabai di rumah. Instansi terkait mesti lebih gencar menyosialisasikan gerakan ini, sehingga warga memiliki kesadaran menanam di rumah sendiri dan tak bergantung lagi ke petani cabai.
Seperti diketahui, cabai merupakan tanaman yang tidak kenal musim, mudah ditanam, mudah tumbuh, dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Perawatannya pun terbilang mudah. Bahkan dengan menanam cabai, menciptakan suasana hijau asri di halaman rumah. Apalagi kalau bibit tanaman cabai yang dipilih merupakan varietas unggul, tahan hama dan tahan segala cuaca.
‘Gerakan Menanam Cabai Dalam Polibag’ patut diapresiasi dan didukung bersama. Gerakan tersebut tidak akan sukses jika masyarakat, terutama kalangan ibu rumahtangga tidak terlibat langsung di dalamnya. Bisa saja nanti pemerintah menyiapkan benih dan sosialisasinya, masyarakat menyiapkan polibag rumah masing-masing.
Yang paling penting, gerakan ini tidak mematikan petani cabai yang tersebar di sejumlah daerah di Tanah Air. Secara paripurna, setiap kita tentu tak ingin pedasnya cabai menyentuh dompet bahkan memedaskan kehidupan petani cabai.