Padang, targetsumbar.com – Kebiasaan dua hari sebelum masuk Bulan Puasa kental di sebut hari balimau atau mandi disungai. Pertanyaannya..? apakah sudah sesuai dengan tradisi Minangkabau atau dengan ajaran Agama Islam. Kita tentu tahu, mandi di sungai merupakan tradisi mereka yang memeluk Agama Hindu untuk bersihkan diri.
Hal ini disampaikan oleh Uztad dalam khotbah/ceramah jumat di Masjid Jamiatul Islamiyah Piai Tangah Pauh Padang, Jumat (19/5)
Uztad katakan mari bersihkan diri dan sucikan diri, menjelang masuk bulan penuh rahmad dan hidayah dari Allah, dan beruntunglah orang-orang yang bisa membersihkan diri dengan sebaik mungkian sesuai dengan syariat ajaran Islam .
“Balimau atau mandi di sungai bukanlah milik dan tradisi kita (Minang) dalam menyongsong atau menyambut kedatangan bulan suci penuh berkah. Kegiatan mandi-mandi ke sungai seperti ketempat pemandian lubuk peraku, lubuk temburung, batang kuranji, Gunung Nago, di tepi pantai dan sebagainya,” ujar Uztad yang cukup dekat dengan masyarakat minang ini..
Kita mengetahui bahwa tradisi mandi-mandi di sungai itu adalah tradisi agama hindu. Misalnya di india, dengan tradisi mandi di sungai gangga untuk sucikan dirinya. Untuk itu, sebaiknya kita tidak mencontoh hal sedemikian sebagai orang Islam. Sebab dalam tradisi minang dianggap merugikan diri sendiri, dan mandi bersama campur laki-laki dengan perempuan di larang, apalagi mandi di depan umum, Ujar Uztad meneruskan.
Jadi untuk menyongsong bulan ramadhan, kita di haruskan untuk saling maaf memaafkan di antara sesamanya, terutama sekali yang harus kita cari dan ulurkan tangan terlebih dahulu adalah kepada kedua orang tua, sanak family dan keluarga serta tetangga dekat.
Seperti saat Rasullullah mengatakan amiin tiga kali pada saat kotbah Jumat di bulan sakban. Rasulullah di hampiri Malaikat Jibril menbaca doa yang di panjatkan kepada Allah Swt. Doanya yaitu, jangan terima puasa seseorang mukmin sebelum minta maaf pada kedua orang tuanya, begitu juga suami isteri dan Rasullullah meng-amininya.
Uztad menambahkan, Rasulullah telah menjelaskan bahwa bila tidak tegur sapa saja selama tiga hari berturut-turut, diantara sesamanya, Allah tak akan memaafkan seseorang. Menjelang masuk bulan ramadhan kita di haruskan saling memaafkan agar puasa yang kita jalankan menjadi puasa nan di berkahi Allah Swt.
Agar kita tidak termasuk menjadi orang merugi, yang di sebabkan telah kotori diri sendiri menjelang masuk bulan suci ramadhan dengan lakukan mandi-mandi di sungai (bukan tradisi Umat Islam). Alangkah baiknya hal itu tidak dilakukan. “Ujar Uztad. (Red/taf)
Discussion about this post