Padang, targetdaerah.com – Diketahui bersama bahwa Visi dan Misi PT. Semen Padang melalui program CSRnya, selama ini sangatlah membooming ditelinga masyarakat luas, khususnya Kota Padang. Dari sekian banyak programnya yang membooming tersebut, beberapa point diantaranya adalah
- Mejelaskan kepada masyarakat, bahwa Perusahaan sudah berkontribusi sedemikian rupa.
- Perlunya disentuh masyarakat luas, agar merasakan keberadaan Perusahaan.
- Menggali potensi suatu daerah, terutama masyarakat lingkungan Ring 1
- Mengakomodir dan mengadministrasikan dengan baik semua yang berasal dari keluhan masyarakat akibat operasional perusahaan
- Menindak lanjuti keluhan-keluhan tersebut dengan santun dan bermatabat serta tepat waktu
Uraian program CSR di atas, sangat menarik bila dibaca, namun tidaklah semenarik dengan kondisi lingkungan sebenarnya yang terlihat disekitar lokasi tambang batu kapur PTSP. Terkait keluhan masyarakat disekitar lokasi tambang, hampir rata-rata tidak ditanggapi perusahaan.
Selain itu, kehidupan dan perekonomian secara lebih berdaya guna, tidak didapati dibeberapa kampung sekitar lokasi tambang, salah satunya adalah kampung Ngalau Baribuik. Kampung ini terletak bersebelahan langsung dengan lokasi tambang PTSP. Selain penduduknya berekonomi miskin, kampung ini tidak memiliki Mushalla. Hal ini diketahui ketika targetsumbar.com mengelilingi seluruh sudut kampung Ngalau Baribuik, jangankan Mesjid, Mushalla saja tidak ditemukan dikampung ini.
Dari keterangan warga, bernama Suhardi saat wawancara dengan targetsumbar.com mengatakan, kampung Ngalau Baribuik memang belum memiliki Mushalla, apalagi Mesjid, dikarenakan seluruh masyarakat kampung ini sangat miskin sehingga tidak mampu membangunnya. Warga sungguh berharap agar dikampungnya ini berdiri sebuah Mushalla untuk warga bisa beribadah secara bersama dan tempat anak-anak belajar mengaji. Mudah-mudahan saja CSR PT. Semen Padang berkenan untuk membangun Mushalla di Ngalau Baribuik ini. Paparnya penuh harap.
“Tanah leluhur kami ini, kekayaannya telah dikeruk selama lebih dari satu abad dan tidak akan habis-habisnya, sudah semestinya PTSP membantu kampung kami ini, setidaknya mau menghadiahkan sebuah Mushalla untuk warga sebagai imbalannya” tuturnya yang juga ikut di amini oleh warga lainnya.
Ketua RT Ngalau Baribuik bernama Iril, dahulunya pernah berencana membangun Mushalla dengan luas 7m X 6m, namun sampai saat ini belum terlaksana karena dana belum ada. Sekarang ini, anak-anak belajar mengaji di kampung Sako dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 kilo. Sebagai ketua RT, ia sangat berharap dikampungnya berdiri sebuah Mushalla. Disamping kampung ini cukup luas, jumlah penduduknya mencapai ratusan orang.
“Jumlah Kepala Keluarga yang terdaftar sebanyak 24 KK, namun jumlah itu belum termasuk beberapa rumah pondok para peladang” ujar Ketua RT yang murah senyum ini.
Ambril Ketua LSM Penjara Sumbar, ikut prihatin dengan kondisi sebuah kampung yang tidak memiliki Mushalla. Seharusnya Perusahaan melaksanakan tanggungjawab sosial secara normatif karena itu merupakan kewajiban moral bagi Perusahaan apapun, apalagi perusahaan besar seperti PT. Semen Padang.
Misalnya, ketika Perusahaan sebagai komunitas baru melakukan intervensi terhadap masyarakat lokal, sudah menjadi keharusan untuk melakukan adaptasi dan memberikan kontribusi, dikarenakan keberadaannya telah memberikan dampak positif maupun dampak buruk negatif. Pungkas Ambril.
Artinya, janganlah hanya asal berkutat saja. Seharusnya CSR yang telah diatur dalam beberapa regulasi yang sifatnya mengikat agar ’perusahaan tertentu’ wajib melaksanakan tanggungjawab sosialnya. Mestinya perhatian CSR PTSP terhadap kampung Ngalau Baribuik yang letaknya bersebelahan langsung dengan tambang batu kapur, sudah seharusnya diprioritaskan, tutup Ambril. Bersambung… (Akmal)