By: Taf Chaniago
Target Sumbar – Bukan berlebihan rasanya, bila masyarakat negeri minang ini mampu menjaga kerukunan umat beragama. Salah satu contohnya, keindahan beserta kerukunan daerah “urang awak” ini dari pelbagai suku yang saling memupuk sedari dahulu terus menyatu bak pepatahnya “saiyo sakato” (Seiya Sekata).
Apa yang dilakukan urang awak di bumi minang, kiranya dapat menjadi contoh bersama menjadi tolak ukur menjaga kerukunan sesama umat beragama. Baik umat muslim, maupun non muslim selalu berharap dan bertekad agar tali persaudaraan jangan sampai putus.
Semoga sebagai umat beragama, jalinan tali persaudaraan kita semakin kuat. Jangan sampai sekelompok tak bermoral mengganggu persaudaraan antar sesama kita di NKRI ini dibiarkan. Sebab, negara milik kita semua, sepantasnya dijaga dan dibela meskipun nyawa taruhannya.
Sepatutnya, kedamaian untuk bangsa ini selalu tercipta. Dimanapun tempatnya, dengan adanya “damai” maka nikmatnya demi kita jua. Belajarlah untuk tidak berkonflik, saling menghormati, menghargai, utamanya se-iya sekata.
Mulailah dari diri sendiri, InsyaAllah kedamaian akan dinikmati sesama kita. Jagalah NKRI, setiap kita dan setiap orang yang beriman tak kan inginkan negeri ini terkotak-kotak.
Sudah waktunya untuk kita peduli akan bangsa yang tengah banyak dirundung masalah ini. Kita tahu, sebenarnya keinginan sesama umat di negeri ini sederhana saja, yakni terjaganya kedamaian, saling menghormati dan tak ingin terpecah belah. Saya yakin, hal ini tidaklah sulit bila kita menyikapinya dengan hati nurani, berlapang hati disertai iman yang dimiliki.
Jangan mudah terprovokasi dengan sekelompok orang tak bersuci hati yang sukanya menangguk di air keruh. Jangan lagi setiap issu dikait-kaitkan dengan politik karena kebanyakan umat mungkin sudah tak lagi tertarik.
Bisakah kita rasakan dan renungkan, betapa hancurnya hati ibu pertiwi ini, betapa lukanya negeri ini, dan betapa buruknya iman ini, jika bangsa besar yang kita bersama cintai “terpecah belah dan tercerai berai”.
Kita harus bersatu untuk menyelamatkan dan merubah bangsa ini, dimulai dengan mengawali dari diri sendiri. Sehebat apapun diri kita untuk ingin bangsa ini berubah, ingin umat berubah, ingin keluarga berubah, ingin anak berubah, tidak akan bisa kalau kita tidak merubah diri.
Mungkin kita semua sama-sama sadari, pemandangan perilaku yang terjadi sekarang ini. Misalnya, kita terlalu banyak memikirkan orang lain untuk bisa berubah, sehingga sampai tidak ada waktu untuk kita mau merubah diri. Para komandan, para pimpinan, jika inginkan prajuritnya berubah, tidak akan terjadi sebelum pemimpinnya merubah diri.
Jika seorang komandan ingin pasukan berubah maka komandannyalah yang harus terlebih dulu berubah. Bagaimana mungkin memerintahkan prajurit, hidup bersahaja, kalau pimpinan tidak bersahaja.
Jangan menyuruh orang lain, sebelum menyuruh diri sendiri, jangan melarang orang sebelum melarang diri sendiri, sebab yang disuruh dan yang dilarang memiliki mata, telinga dan pikiran. Dan setiap orang yang berbeda antara perkataan dan perbuatan, akan menjatuhkan wibawanya sendiri.
Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal yang kecil dan mulailah saat ini juga. Kita harus belajar bijak terhadap kesalahan dan kekurangan orang lain
Semakin banyak kebaikan yang kita pikirkan dan lakukan, Insya Allah akan membuat semakin lunak hati ini. Apabila semakin banyak keburukan yang kita kumpulkan maka semakin dendam kesumat diri ini. Berhentilah untuk melihat kejelekan dan kekurangan orang lain. Sehebat apapun perkataan kita tidak akan ada harganya kalau kita tidak memperbaiki diri.
Setiap waktu, haturkanlah doa mu untuk keselamatan bangsa yang kita bersama cintai ini.